Monday 8 December 2014

SETANGKAI MAWAR YANG TAK JADI

SETANGKAI MAWAR YANG TAK JADI
By. Jayus

SETANGKAI MAWAR YANG TAK JADIPagi itu suana begitu cerah dan tidak sedikit pun berawan seperti pagi kemaren, embun belum mengering didaunan dan sayup suara nyanyian burung menyambut pagi ini, jam telah menunjukan pukul 6:00 dan waktunya untuk bergegas membuka bidang tanah di sawah, para petani mulai merangkul beban merak yang berupa cangkul dan beberapa orang ibu-ibu yang lagi bebincang sambil berjalan menuju ladang,
Rumah ku berada didekat sawah kampung yang tidak jauh dari jalan setapak, dengan waktu 5 menit berjalan menuju jalan setapak itu dari ladang.
Dika,,, terdengar sayup suara memanggilku ternya itu Jayus yang telah lama menungguku di luar ruamh, karena pagi ini kami telah berencan untuk joging bersama ke lapang Blang Padang..
Segera seraya menjawab ia,, sebentar aku lagi bersih-bersih ne,, kebetulan bangun pagi ni agak terlambat,
Tampa memikirkan hal yang lain langsung bergegas menuju pintu dan memasang sepatu baru hadia dari Ibu ketika kejuaran maraton minggu kemaren.
Ma... aku pergi dulu ya,,,
Gak sarapan dulu Nak,, (jawab ibu dari dapur)
Gak ma, Jayus sudah lama dari tadi nunggu,,(sambil jalan)
Ya,, hati-hati ya nak,,(jawab ibu)
Ya Ma,, Assalamualikum (aku sambil bergegas)
Perjalan pagi ini sunggu sangat berkisah buat ku,,pemandang yang baru terlintas di dua kelopak mata ini,, membuat semangat menjadi panas lagi, seperti mesin yang baru dipanaskan, bahkan 1 jam berlalu kami joging tapi belum terasa lelah juga, tapi Jayus telah berhenti di tempat minum dan membeli air putih.
Pagi ini membuat heran buat Jayus karena sudah 1 jam belum berhenti juga...
Dik,,,(terdengar suara seperti memanggil)
Tak terhiraukan oleh ku,,dan aku terus berlari menuju tujuanku, sosok lelaki dengan badan bina rangka, jika di bandingkan dengan Jayus ma lewat, Jayus badan bina rangka, dan yang satu ne betol-betol bina raga,, pandangan ku terajam padanya, semakin lama semakin ku kejar dan semakin ku mendekat,, tapi sial merupakan keberuntungan buat ku, batu kecil terinjak oleh ku hingga tergelincir jatuh,, ah........raungku,, dan dia menoleh kebelakang,,
Dek kamu kenapa (tanyanya)
Lama kupandangi wajah yang indah itu bak artis India, dengan hidung mancung, rambut bak artis Korea,wkwkw dalam hati..
Anuh,,bang batu,,(gak tahu harus menjawab apa)
Rasanya kaki ini mati uarat hingga tak sanggup untuk menopang tubuh untuk berdiri..
Bisa berdiri dek..(tanya sang pemuda itu)
Mencoba untuk berdiri tapi tak kuasa kaki ini,,,
Sepertinya tidak bang (jawabku dengan singkat)
Sini biar aku bantu (dan pemuda itu memberikan tangannya)
Dengan spontan aku langsung menggapainya,,
Oh ya nama kamu siapa (pertanyaan yang sangat kuharapkan)
Dika bang.. (jawab ku)
Kamu orang mana ? (tanya lagi)
Meulaboh bang (jawabku )
Rasanya hari ini seperti hari yang tak pernah terjadi dalam hidup ku, dan hari yang sangat istimewa butku,, wajah yang sangat rupawan, ganteng, wow.. apa lagi budinya sangat lah elok,,
Kulihat Jayus berlari menuju kami berdua,,
Kamu kenapa Dik.. (tanyanya)
Terpeleset Yus (kok bisa)
Pertanyaan itu yang tak ku jawab,,
Ada batu tadi Jayussssssssssssssssssss.. jawaban yang membuat ku risau,,
Wkwkwk,,, jayus tertawa,, dan mungkin dia tahu apa sebenarnya yang aku simpan
Oh ya bang nama abang siapa ya,,(Tanya ku untuk berani)
Rico dek..(jawabnya)
Orang ganteng, nama bagu, baut ku dia seperti pangeran dalam filem kerajaan aja..
Makasih ya da bantu Dika..(sapaku)
Ya sama-sama...! (jawabku)
Aku permisi dulu ya, lanjutkan joging lagi (dia bergegas berlari lagi)
Aku termenung dan ingin lagi bersamanya, dan terus bersama membuai dalam cerita menungku.
Hoi... Jayus mengagetkan ku,, ah,,, buyar semua khayalanku tadi..
Gimana kaki mu, da mendingan,,(tanya jayus)
blom ne (jawabku dengan wajah kesal)
sial membawak berkah bagiku, tapi maw dikata lagi dia sudah berlalu, pandangan masih tertuju padanya,,, cie-cie ada yang jatuh cinta ne,, pada pandangan pertama.. Jayus mengolok-olok ku.
Hari semakin berlalu, rinduku pada wajah itu tak pernah pudar sedikitpun walau sudah hampir 1 minggi tidak melihat wajah itu, namu benak ini masih menyimpan wajah itu, wajah yang pernah membantuku disaat yang tepat. Tiap hari aku melakukan joging terkadang sendiri dan juga dengan ditemani oleh Jayus, pertemuan itu yang aku harapkan tapi sudah beberapa hari ini aku tidak melihat wajah itu,,
Malam ini adalah malam minggu yang sepi buat ku,, jam telah menunjukkan pukul 19:05 dan rasanya ingin sekali keluar dari kerindua ini,,ku bergegas mengamil kunci motor dan meminta izin ke Ibu
Ma Aku pergi dulu ya... (panggilku)
Kamu mau kemana nak (jawab ibu dari ruang tamu)
Jalan-jalan bentar ma
Ia jangan telat pulang ya (jawab ibu dari ruang tamu)
Perjalanan dengan ribuan cerita yang tertulis di benak ne, kerinduan yang menyerpa ku semakin menggelebuh,,
Di jembatan tempat nongkrong semua orang tempatku untuk menyendiri, dan ku pesan minuman kesukaan ku berupa jus Orange,
Bang Orange satu ya,,
Ya Mbak,,
Tidak menunggu lama minuman pun datang dari arah yang berlawanan,
Ini mbak pesannanya
Makasih mas..
Sambil meminum ku sambil melamun,, ribuan wajah harapan yang ingin tergapai oleh ku, tapi ini hanyalah sebauh ngan-ngan yang belum ada nyatanya,,
Larut malam ini menghidupkan suasana dingin, tadak lama kemudia datanglah wajah itu dengan boncengan wanita yang berhak agak tinggi,, dia siap,, maksudku wanita itu,,
Ternyata dia adalah wanitanya atau sering disebut pacarnya.
Rasanya aku seperti bak disembar petir tanpa ada hujan maupun mendung, hancur harapan yang kulukis dan ku impikan,,
Linangan air mata yang tak sempat ku bendung membasahi dua pipi ini,, kesedihan yang sangat perih, kehancuran yang tak dapat di rubah lagi untuk menjadi lebih baik, rasanya ku salah telah mengenal dia, jika seandainya aku bisa memilih untuk tidak bertemu dengan dia, tapi semua itu telah terjadi, dan aku harus kuat untuk menghadapi semua ini, kuharap ku tak akan jatuh cinta lagi, mulai dari malam ini mungkin dengan waktu lama..
Tak sanggup ku tuk menulis semua cerita ini, semakin banyak ku menulis maka semakin banyak linangan air mata ini untuk membasahi pipi, dan ku akhiri pengharapan ini,, mungkin ini yang dikatakan cinta tak harus memiliki,, sirna dan kesirnaan yang sangat rapu buatku, hari yang inda dibalas dengan malam yang perih.
Terima kasih telah hidup dalam mimpiku.
Terima kasih telah membuat ku jatuh cinta.
Terima Kasih telah mengenalkan ku dengan cinta.
Terima kasih buat semuanya..
Cuma ini yang dapat aku tulis agar semua dapat mengerti akan hadirnya cinta yang tak dapat kita miliki, dan aku harap jangan pernah jatuh cinta dengan ribuan harapan, jatuh cintalah dengan harapan yang sebenarnya, karena jika jatuh cinta tanpa memiliki itu sangat sakit.

Terima Kasih Sudah Membacanya