Saturday 15 November 2014

MAKALAH BERIMAN KEPADA KITAB ALLAH

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam agama islam dikenal empat buah kitab yang wajib kita percaya serta kita imani. Jumlah kitab suci sebenarnya tidak dijelaskan dalam Al-quran juga dalam Hadits. Selain dari kitab Allah yang dturunkan melalui rasul melalui malakiat Jibril, kita juga bisa berpedoman pada Hadits nabi Muhammad SAW dan sahifah-sahifa/ suhuf/ lembaran firman Allah SWT yang diturunkan pada nabi Adam, Ibrahim, dan Musa AS.
Percaya kepada kitab-kitab Allah SWT hukumnya adalah wajib ‘ain atau wajib bagi seluruh warga muslim di seluruh dunia. Dilihat dari pengertian atau arti defenisi, kitab Allah SWT adalah kitab suci yang merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah SWT melalui rasul-rasulnya untuk dijadikan pedoman hidup umat manusia sepanjang masa. Orang  yang mengingkari serta tidak percaya kepada Al-quran disebut orang-orang murtad.
Daftar kitab-kitab Allah SWT beserta Rasul penerima wahyunya
1.       Kitab Taurat diturunkan kepada nabi Musa AS
2.       Kitab Zabur diturunkan kepada nabi Daud AS berbahasa Qibty
3.       Kitab Injil diturunkan kepada nabi Isa AS berbahasa Suryani
4.       Kitab Al-Quran  kepada nabi Muhammad SAW berbahasa arab
Kitab suci injil yang saat ini dijadikan kitab suci oleh kaum nasrani / Kristen katolik dan protestan sangat berbeda dengan injil yang diwahyukan kepada nabi Isa AS semasa hidupnya untuk kaumnya. Oleh sebab itu datang Al-Quran untuk menjadi penyempurna seluruh kitab suci yang ada.[1]

B. Rumusan Masalah
1.       Pengertian iman kepada kitab-kitab Allah SWT
2.       Sikap prilaku beriman kepada kitab-kitab Allah SWT
3.       Hikma beriman kepada kitab-kitab Allah SWT
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini selain untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Agama Islam , tetapi juga untuk memberikan  pengetahuan mengenai iman kepada kitab-kitab Allah.




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Kitab-Kitab Allah
Secara etimologi kata kitab adalah bentuk masdar dari kata ka-ta-ba yang berarti menulis. Setelah jadi masdar berarti tulisan. Bentuk jama’ dari kata kitab adalah kutub. Dalam bahasa Indonesia, kitab berarti buku.
Secara terminologis yang dimaksud dengan kitab (Al-kitab, kitab Allah, Al-kutub kitab-kitab Allah)adlah kitan suci yang diturunkan oleh Allah swt kepada para Nabi dan Rasul-Nya.[2]
Jadi, Beriman kepada kitab-kitab Allah yaitu kepercayaan yang pasti bahwasanya allah Swt, memiliki kitab-kitab yang diturunkan kepada rasul-Nya untuk disampaikan kepada para hamba-Nya dan bahwa kitab-kitab tersebut terdapat kebenaran, cahaya dan petunjuk bagi manusia, baik di dunia maupun di akhirat.   
Kata Al-kitab di dalam Al-Quran dipakai untuk beberapa pengertian:
1.      Menunjukkan semua kitab suci yang telah diturunkan kepada para Nabi dan Rasul:
Bukanlah menghadapkan wajahmu kea rah timur dan barat itu suatu kebijakan, akan tetapi sesungguhnya kebijakan itu ialah beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, Al-kitab, dab Nabi-Nabi.”(Al-baqarah 2:177).
2.      Menunjukkan semua kitab suci yang diturunkan sebelum Al-Quran:
”Berkatalah orang –orang kafir:”Kamu bukan seorang yang dijadikan Rasul.”Katakanlah:”Cukuplah Allah menjadi saksi antara aku dan kamu dan antara orang-orang yang mempunyai ilmu tentang Al-kitab.”(Ar-Ra’d 13:43).
3.      Menunjukkan kitab suci tertentu sebelim Al-Quran; misalnya Taurat:
Dan sesungguhnya kami telah mendatangkanAl-kitab (taurat)”kepada Nabi adam.”(Al-baqarah 2:87)
4.      Menunjukkan kitab suci Al-Quran secara khusus:
”Al-kitab ini tidak aa keraguan padanya;pentunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa.”(Al-Baqarah 2:2)
Disamping Al-kitab, untuk menunjukkan kitab kitab suci yang diturunkan Allah swt kepaa para Nabi dan Rasul .Al-quran juga memakaikan istilah lain yaitu
1.   Shuhuf, bentuk jama’ dari shahifah yang berarti lembaran. Dipakai untuk menunujukkan kitab –kita suci sebelum Al-Quran, khususnya yang dirurunkan kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Musa AS, sebagaimana  yang dinyatakan dalam surah Al-A’la ayat 18:19:
”Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam shuhuf yang dahulu. Yaitu shuhuf Ibrahim dan Musa.”(Al-A’la 87:18:-19)
2.    Zubur, bentuk jama’ dari Zabur yang berarti buku. Dipakai untuk menunjukkan kitab-kitab suci yang diturunkan Allah sebelum Al-Quran, sebagaimana yang dinyatakan dalam surat Ali Imran Ayat 184:
”Jika mereka mendustakan kamu, maka sesungguhnya rasul-rasul sebelum kamupun telah didustakan pula, mereka membawa mukjizat-mukjizat yang nyata, zubur dan kitab yang member penjelasan yang sempurna.”(Ali Imran 3:184)
3.     Zabur, bentuk mufrad dari Zubur, dipakai khusus untuk menunjukkan kitab suci yang diturunkan Allah kepada Nabi Daud AS, sebagaimana yang dinyatakan dalam surah An-Nisa 163:
 ”Dan kami berikan Zabur kepada Daud.”(An-Nisa 4:163)
Beriman kepada kitab-kitab Allah termasuk salah satu rukun iman, sebagaimana  firman Allah Swt . dalam surah An-Nisaa’ ayat 136:
“Wahai orang-orang yang beriman , tetaplah beriman kepada kitab-kitab Allah dan Rasulnya sallallahu ‘alaihi wa sallam , kepada kitabNya yang diturunkan kepada RasulNya yakni Al-Quran, sebagaimana Allah juga memerintahkan agar kita beriman kepada kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.”[3]



B. Sikap Prilaku Beriman Kepada Kitab Allah SWT
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kitab yaitu buku : bacaan : wahyu Tuhan yang dibukukan. Sedangkan iman yaitu keyakinan dan kepercayaan kepada Allah, nabi, kitab dst : ketetapan hati; keteguhan batin; keseimbangan batin. Yang dimaksud iman kepada kitab-kitab Allah adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada rasul-rasul-Nya untuk disampaikan kepada umatnya sebagai pedoman hidup (petunjuk) bagi umat manusia supaya dapat meraih kebahagian di dunia dan di akhirat.
Kita wajib beriman bahwa setiap hukum yang telah disampaikan para rasul kepada umat manusia itu atas perintah yang mereka terima langsung atau dengan perantaraan malaikat. Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT berdasarkan firman Allah SWT dalam surat Al Baqarah ayat 285:
Artinya: Rasul telah beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhan-nya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah,malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya .” (Q.S. Al Baqarah (2) : 285)
Beriman kepada kitab-kitab Allah SWT hukumnya wajib. Wajib beriman kepada kitab-kitab Allah yang pernah diturunkan kepada para rasul-Nya; maka pengingkaran terhadap salah satu kitab Allah, sama artinya dengan pengingkaran terhadap kitab-kitab Allah. Mengingkari kitab Allah, sama pula artinya mengingkari kepada Rasulullah, para Malaikat dan kepada Allah SWT. Orang yang mengaku Islam tetapi mengingkari iman kepada kitab-kitab Allah termasuk murtad (keluar dari islam).
Sebab itu, kita wajib beriman kepada kitab yang diturunkan Allah kepada Nabi Ibrahim dan Nabi musa berupa suhuf-suhuf atau lembaran- lembaran (Q.S. 53 : 36-37), Taurat yang diwahyukan kepada nabi Musa ( Q.S. 5 : 44), Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud (Q.S. 17 : 55), Injil yang diwahyukan kepada Nabi Isa putra maryam (Q.S. 5 : 44), dan yang terakhir yaitu kitab Al Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW (Q.S. 3 : 2-4)[4]
Iman kepada kitab-kitab Allah dahulu berarti kita wajib percaya bahwa sebelum Al Qur’an, Allah SWT menurunkan kitab-kitab kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya, iman yang tidak mengharuskan kita untuk mengikuti dan patuh terhadap perundang-undangannya. Sebab perundang-undangan kitab-kitab suci yang dahulu telah terhapus, telah digantikan dengan perundang-undangan Al Qur’an. Maka Al Qur’anlah satu-satunya kitab yang sekarang kita ikuti dan kita imani.

Perilaku Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT
Dalam menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan kepada Allah SWT berkaitan erat dengan sikap mental, pikiran dan perasaan. Oleh sebab itu, seseorang yang beriman atau tidak yang tahu persis hanyalah Allah SWT. Akan tetapi sebagai muslim, tentunya dapat membuktikan dan mewujudkan keimanannya dengan sikap perilaku dalam kehidupan sehari-hari.[5]
Perilaku orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah SWT dapat dicerminkan dengan sinyalemen sebagai berikut:
a.       Meyakini bahwa sebelum Al Qur’an, Allah SWT menurunkan kitab-kitab kepada rasul-rasul dan nabi-nabi-Nya. Sebagaimana firman-Nya: Artinya: “ Dia menurunkan Al Kitab (Al Qur’an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil.” (Q.S. Ali Imran (3) : 3).
b.      Meyakini dengan sebenarnya bahwa kitab yang terakhir adalah Al Qur’an yaitu sebagai pedoman hidup. (pelajari Q.S. 5 : 48).
c.       Menyembah dan beribadah hanya kepada Allah SWT. (pelajari Q.S. 51 : 56)
d.      Meyakini bahwa Al Qur’an adalah mukjizat Nabi Muhamad SAW sebagai penyempurna.
Kitab-kitab dahulu tidak universal ajarannya. Aturan-aturan yang terkandung didalamnya pada umumnya hanya sesuai dengan masa dan tempat kitab-kitab itu diturunkan. Oleh karena itu Al Qur’an diturunkan untuk menyempurnakan kitab-kitab suci itu. Artinya: “ Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”(Q.S. Al Maidah (5) :3).
e.       Meyakini bahwa teks asli dari kitab yang telah lalu telah hilang sama sekali danbahasanya telah mati sejak beberapa abad yang silam. Hanya Al Qur’an yang sampai sekarang tidak pernah berubah hatta satu huruf sekalipun.

C Hikmah Beriman Kepada Kitab-Kitab Allah SWT
Dalam menerapkan hikmah beriman kepada kitab-kitab Allah SWT, imlementasinya sebagai berikut:
a.       Beriman kepada Allah SWT hukumnya adalah wajib. Harus melakukan, tidak boleh meninggalkan. Orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah akan mendapatkan balasan dari Allah SWT berupa ganjaran.
b.      Menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman hidup dimana Al Qur’an merupakan penyempurna dari kitab-kitab terdahulu. Orang-orang yang beriman kepada kitab-kitab Allah akan membuktikan keimanannya selalu sesuai dengan ajaran Allah SWT, sehingga dalam hidupnya akan mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat (pelajari Q.S. Al Baqarah (2) : 25).[6]
c.       Memberikan kemantapan dalam menjalani keislaman. Al Qur’an adalah firman Allah SWT dan mukjizat terbesar yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai bukti kerasulannya dan sampai akhiruz zaman tetap terjaga kemurniannya.(Q.S. 15 : 9).



BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Iman kepada kitab kitab allah adalah percaya dengan sepenuh hati bahwa allah telah menurunkan kitab kitabnya kepada rasul rasul tertentu, dimana kitab kitab itu menjadi pedoman untuk seluruh umat manusia di bumi ini. Umat manusia yang beriman tidak hanya wajib percaya akan adanya kitab allah, tetapi juga harus bisa bersikap dan berprilaku seperti yang dicantumkan pada setiap firman allah. Masalah besar yang banyak dihadapi oleh seluruh umat islam khususnya umat islam di Indonesia salah satunya ialah tidak adanya sikap dan perilaku yang mencerminkan keimanan kepada kitab kitab allah itu, khusunya kitab Al- Quran.[7]
Sebenarnya, untuk menumbuhkan sikap dan perilaku yang mencerminkan keimanan kepada kitab kitab allah tidaklah terlalu sulit, cukup dengan menumbuhkan rasa kesadaran diri sendiri bahwa kita sebagai umat islam harus tahu dan mengerti untuk apa kitab kitab itu dirunkan ke bumi ini. Allah menurunkan kitab kitabnya khususnya Al-Quran bukan semata mata untuk dijadikan pajangan dan penanda keislaman seseorang.

B. Saran
Dengan adanya makalah ini , para pembaca dapat memahami bagaimana iman kepada Al-qur’an. Sebaiknya kita sebagai umat islam yang baik , harus lah memahami bagaimana menggunakan dan memahami iman kepada Al-qur’an itu dengan baik dan benar sesuai dengan fungsinya dan haruslah kita turut serta mewujudkan umat islam . dengan masalah-masalah yang ada , haruslah hal tersebut menjadi tolak ukur kita sebagai umat islam untuk membenahi diri menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya , sehingga cita-cita  dan harapan seluruh umat islam didunia dapat terwujud. Kami mengaharapkan kritik dan saran dari para pembaca, agar kami dapat memperbaiki makalah ini untuk lebih baik lagi.



DAFTAR PUSTAKA


Syamsuri.2003. Pendidikan Agama Islam. Erlangga. Jakarta

Isma’il, Sa’id, DR, Perbandingan ‘Aqidah Islam & Kristen Menurut Al-Quran & Bibel, terjemahan H. Suhairi Ilyas, MA, Yayasan al-Anshar Bukitinggi, cet.I.th.1990.

Miftah Faridh, Drs, Pokok-Pokok Ajaran Islam, PUSTAKA Bandung cet. 3 th. 1982.


Miftah Fardih dan Agus Syihabuddin, Al-Quran Sumber Hukum Islam Yang Pertama, PUSTAKA Bandung, cet.1 th.1989.

Al-Qathtan, Manna’, Mabahits fi Ulum al-Quran, Muasasah ar-Risalah Beirut, cet.4.th.1976.



[1] Syamsuri, PAI, Erlangga Hal 1
[2] Syamsuri, PAI, Erlangga Hal 3
[3] Syamsuri, PAI, Erlangga Hal 4
[4] Syamsuri, PAI, Erlangga Hal 5
[5] Syamsuri, PAI, Erlangga Hal 8
[6] Syamsuri, PAI, Erlangga Hal 15
[7] Syamsuri, PAI, Erlangga Hal 21

No comments:

Post a Comment