Monday 8 December 2014

SETANGKAI MAWAR YANG TAK JADI

SETANGKAI MAWAR YANG TAK JADI
By. Jayus

SETANGKAI MAWAR YANG TAK JADIPagi itu suana begitu cerah dan tidak sedikit pun berawan seperti pagi kemaren, embun belum mengering didaunan dan sayup suara nyanyian burung menyambut pagi ini, jam telah menunjukan pukul 6:00 dan waktunya untuk bergegas membuka bidang tanah di sawah, para petani mulai merangkul beban merak yang berupa cangkul dan beberapa orang ibu-ibu yang lagi bebincang sambil berjalan menuju ladang,
Rumah ku berada didekat sawah kampung yang tidak jauh dari jalan setapak, dengan waktu 5 menit berjalan menuju jalan setapak itu dari ladang.
Dika,,, terdengar sayup suara memanggilku ternya itu Jayus yang telah lama menungguku di luar ruamh, karena pagi ini kami telah berencan untuk joging bersama ke lapang Blang Padang..
Segera seraya menjawab ia,, sebentar aku lagi bersih-bersih ne,, kebetulan bangun pagi ni agak terlambat,
Tampa memikirkan hal yang lain langsung bergegas menuju pintu dan memasang sepatu baru hadia dari Ibu ketika kejuaran maraton minggu kemaren.
Ma... aku pergi dulu ya,,,
Gak sarapan dulu Nak,, (jawab ibu dari dapur)
Gak ma, Jayus sudah lama dari tadi nunggu,,(sambil jalan)
Ya,, hati-hati ya nak,,(jawab ibu)
Ya Ma,, Assalamualikum (aku sambil bergegas)
Perjalan pagi ini sunggu sangat berkisah buat ku,,pemandang yang baru terlintas di dua kelopak mata ini,, membuat semangat menjadi panas lagi, seperti mesin yang baru dipanaskan, bahkan 1 jam berlalu kami joging tapi belum terasa lelah juga, tapi Jayus telah berhenti di tempat minum dan membeli air putih.
Pagi ini membuat heran buat Jayus karena sudah 1 jam belum berhenti juga...
Dik,,,(terdengar suara seperti memanggil)
Tak terhiraukan oleh ku,,dan aku terus berlari menuju tujuanku, sosok lelaki dengan badan bina rangka, jika di bandingkan dengan Jayus ma lewat, Jayus badan bina rangka, dan yang satu ne betol-betol bina raga,, pandangan ku terajam padanya, semakin lama semakin ku kejar dan semakin ku mendekat,, tapi sial merupakan keberuntungan buat ku, batu kecil terinjak oleh ku hingga tergelincir jatuh,, ah........raungku,, dan dia menoleh kebelakang,,
Dek kamu kenapa (tanyanya)
Lama kupandangi wajah yang indah itu bak artis India, dengan hidung mancung, rambut bak artis Korea,wkwkw dalam hati..
Anuh,,bang batu,,(gak tahu harus menjawab apa)
Rasanya kaki ini mati uarat hingga tak sanggup untuk menopang tubuh untuk berdiri..
Bisa berdiri dek..(tanya sang pemuda itu)
Mencoba untuk berdiri tapi tak kuasa kaki ini,,,
Sepertinya tidak bang (jawabku dengan singkat)
Sini biar aku bantu (dan pemuda itu memberikan tangannya)
Dengan spontan aku langsung menggapainya,,
Oh ya nama kamu siapa (pertanyaan yang sangat kuharapkan)
Dika bang.. (jawab ku)
Kamu orang mana ? (tanya lagi)
Meulaboh bang (jawabku )
Rasanya hari ini seperti hari yang tak pernah terjadi dalam hidup ku, dan hari yang sangat istimewa butku,, wajah yang sangat rupawan, ganteng, wow.. apa lagi budinya sangat lah elok,,
Kulihat Jayus berlari menuju kami berdua,,
Kamu kenapa Dik.. (tanyanya)
Terpeleset Yus (kok bisa)
Pertanyaan itu yang tak ku jawab,,
Ada batu tadi Jayussssssssssssssssssss.. jawaban yang membuat ku risau,,
Wkwkwk,,, jayus tertawa,, dan mungkin dia tahu apa sebenarnya yang aku simpan
Oh ya bang nama abang siapa ya,,(Tanya ku untuk berani)
Rico dek..(jawabnya)
Orang ganteng, nama bagu, baut ku dia seperti pangeran dalam filem kerajaan aja..
Makasih ya da bantu Dika..(sapaku)
Ya sama-sama...! (jawabku)
Aku permisi dulu ya, lanjutkan joging lagi (dia bergegas berlari lagi)
Aku termenung dan ingin lagi bersamanya, dan terus bersama membuai dalam cerita menungku.
Hoi... Jayus mengagetkan ku,, ah,,, buyar semua khayalanku tadi..
Gimana kaki mu, da mendingan,,(tanya jayus)
blom ne (jawabku dengan wajah kesal)
sial membawak berkah bagiku, tapi maw dikata lagi dia sudah berlalu, pandangan masih tertuju padanya,,, cie-cie ada yang jatuh cinta ne,, pada pandangan pertama.. Jayus mengolok-olok ku.
Hari semakin berlalu, rinduku pada wajah itu tak pernah pudar sedikitpun walau sudah hampir 1 minggi tidak melihat wajah itu, namu benak ini masih menyimpan wajah itu, wajah yang pernah membantuku disaat yang tepat. Tiap hari aku melakukan joging terkadang sendiri dan juga dengan ditemani oleh Jayus, pertemuan itu yang aku harapkan tapi sudah beberapa hari ini aku tidak melihat wajah itu,,
Malam ini adalah malam minggu yang sepi buat ku,, jam telah menunjukkan pukul 19:05 dan rasanya ingin sekali keluar dari kerindua ini,,ku bergegas mengamil kunci motor dan meminta izin ke Ibu
Ma Aku pergi dulu ya... (panggilku)
Kamu mau kemana nak (jawab ibu dari ruang tamu)
Jalan-jalan bentar ma
Ia jangan telat pulang ya (jawab ibu dari ruang tamu)
Perjalanan dengan ribuan cerita yang tertulis di benak ne, kerinduan yang menyerpa ku semakin menggelebuh,,
Di jembatan tempat nongkrong semua orang tempatku untuk menyendiri, dan ku pesan minuman kesukaan ku berupa jus Orange,
Bang Orange satu ya,,
Ya Mbak,,
Tidak menunggu lama minuman pun datang dari arah yang berlawanan,
Ini mbak pesannanya
Makasih mas..
Sambil meminum ku sambil melamun,, ribuan wajah harapan yang ingin tergapai oleh ku, tapi ini hanyalah sebauh ngan-ngan yang belum ada nyatanya,,
Larut malam ini menghidupkan suasana dingin, tadak lama kemudia datanglah wajah itu dengan boncengan wanita yang berhak agak tinggi,, dia siap,, maksudku wanita itu,,
Ternyata dia adalah wanitanya atau sering disebut pacarnya.
Rasanya aku seperti bak disembar petir tanpa ada hujan maupun mendung, hancur harapan yang kulukis dan ku impikan,,
Linangan air mata yang tak sempat ku bendung membasahi dua pipi ini,, kesedihan yang sangat perih, kehancuran yang tak dapat di rubah lagi untuk menjadi lebih baik, rasanya ku salah telah mengenal dia, jika seandainya aku bisa memilih untuk tidak bertemu dengan dia, tapi semua itu telah terjadi, dan aku harus kuat untuk menghadapi semua ini, kuharap ku tak akan jatuh cinta lagi, mulai dari malam ini mungkin dengan waktu lama..
Tak sanggup ku tuk menulis semua cerita ini, semakin banyak ku menulis maka semakin banyak linangan air mata ini untuk membasahi pipi, dan ku akhiri pengharapan ini,, mungkin ini yang dikatakan cinta tak harus memiliki,, sirna dan kesirnaan yang sangat rapu buatku, hari yang inda dibalas dengan malam yang perih.
Terima kasih telah hidup dalam mimpiku.
Terima kasih telah membuat ku jatuh cinta.
Terima Kasih telah mengenalkan ku dengan cinta.
Terima kasih buat semuanya..
Cuma ini yang dapat aku tulis agar semua dapat mengerti akan hadirnya cinta yang tak dapat kita miliki, dan aku harap jangan pernah jatuh cinta dengan ribuan harapan, jatuh cintalah dengan harapan yang sebenarnya, karena jika jatuh cinta tanpa memiliki itu sangat sakit.

Terima Kasih Sudah Membacanya






Monday 1 December 2014

KONFLIK INDUSTRIAL


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Reformasi di Indonesia yang terjadi sejak tahun 1998, diakui telah menghasilkan berbagai perubahan luar biasa, termasuk di dalamnya adalah gerakan buruh  setidaknya telah membawa angin segar bagi buruh.  Salah satu perubahan yang cukup mencolok adalah munculnya banyak organisasi buruh, hingga pada pada akhir tahun 1998 telah terbentuk 14 organisasi buruh dari yang semula hanya satu organisasi pada masa orde baru. Bahkan sampai tahun 2002, telah terbentuk 71 serikat pekerja berbentuk federasi dan lebih 100 serikat pekerja tingkat nasional  menurut jenis usaha non afiliasi dan sekitar 1.200 SP Tingkat Perusahaan  (SPTP) yang independen atau berdiri sendiri yang tetap terdaftar dan masih berfungsi. Beberapa serikat pekerja (SP) baru justru lebih mengutamakan pembentukan organisasi  di perusahaan-perusahaan yang telah ada FSPSI, SPSI atau SPTP, sehingga satu perusahaan bisa memiliki lebih dari satu SP. Akibatnya justru semakin memperlemah solidaritas di kalangan buruh, karena masing-masing organisasi serikat buruh lebih berkonsentrasi untuk merebut anggota dari pada memperjuangkan tuntutan dan aspirasi buruh.  Oleh karena itu, pasca 1998 tema utama yang sering muncul dalam berbagai tulisan tentang gerakan buruh adalah persoalan  perpecahan di kalangan kelas buruh tersebut.
            Lebih dari sepuluh tahun setelah era kebebasan berserikat dimulai, maka gerakan buruh di Indonesia dilukiskan sebagai gerakan yang tercerai berai dan tidak mampu menggunakan kebebasannya untuk membangun kekuatan politik yang diperhitungkan.  Salah satu indicator terjadinya fragmentasi yang tampak adalah adanya kompetisi dan konflik di antara organisasi serikat buruh yang semakin banyak bermunculan. Banyak ahli, pengamat dan bahkan pengurus serikat buruh sendiri yang menilai munculnya organisasi serikat buruh bak jamur di musim hujan ini mengarah pada terjadinya perpecahan dan berakibat akan lemahnya kekuatan politik kelas buruh.



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Konflik dan Konflik Industrial
Marx  mengakui bahwa konflik bersumber dari perubahan yang terjadi dalam Model produksi (mode of production), komunis primitif, kuno, feodal, kapitalis dan komunis.   Model produksi (mode of production) terdiri atas kekuatan produksi (forces of production) dan hubungan/relasi produksi (relations of production). Kekuatan produksi meliputi sarana produksi (means of production) yaitu bahan mentah dan alat produksi (instrument of production) atau sarana/alat produksi yang mengolah. Kekuatan produksi menghasilkan komoditas yang dibutuhkan masyarakat pada waktu itu, dan kekuatan produksi ini akan menentukan bentuk hubungan/relasi produksi. Hanya ada dua kelompok dalam relasi produksi ini, yaitu kelompok yang memiliki/pemilik dan kelompok yang tidak memiliki/bukan pemilik. Inilah yang oleh Marx disebut struktur kelas.
Pemisahan antara kelompok sosial yang menghasilkan profit – dan karenanya menguasai kapital- dan kelompok sosial yang hanya mampu menjual tenaga kerja saja, menentukan hubungan kelas, yang menjadi basis eksploitasi dan konflik sosial dalam masyarakat modern. Di dalamnya menyangkut relasi sosial : pertama, hubungan-hubungan produksi yang bersifat primer seperti hubungan buruh dan majikan; kedua, hubungan-hubungan produktif yang bersifat sekunder seperti serikat buruh, asosiasi pemilik modal dan pola-pola dasar kehidupan keluarga yang berkaitan erat dengan sistem produksi kapitalistik; ketiga, hubungan-hubungan politik dan sosial yang bersumber dari hubungan produksi primer dan sekunder, lembaga-lembaga pendidikan, dan lembaga-lembaga sosial lainnya yang mencerminkan hubungan buruh dan majikan. Itulah pandangan teori Marxian.
Sementara konflik adalah terbangunnya hubungan-hubungan beberapa pihak dalam arena dan struktur sosial tertentu akibat adanya perbedaan kepentingan dan tujuan sebagai bentuk penerjemahan kebutuhan yang diperjuangkan secara individual dan maupun kolektif (Susan, 2009, Bartos and Wehr, 2003; Burton, 1990)  Dahrendorf berpendapat bahwa, konflik hadir dalam masyarakat dan konteks wilayah sosial (social field) yang mana ada hubungan-hubungan sosial khusus seperti arena sosial pertentanggaan, arena sosial sekolah, arena sosial perkantoran, dan arena sosial industri. Dahrendorf menyebutnya sebagai “integrated into a common frame of reference“ (Dahrendorf, 1959: 165). Berbagai dimensi konflik tersebut memiliki karakter sosiologis dan dinamika yang unik. Pada level praktis seperti pada usaha pemecahan masalah, setiap konteks dimensi konflik membutuhkan model pengelolaan konflik yang spesifik juga.
Dalam kaitannya dengan konflik dalam konteks wilayah sosial industri, Ralf Dahrendorf melalui buku fenomenalnya mengenai Conflict and Industrial Conflict (1959) memperlihatkan bagaimana konflik industrial terbangun melalui proses dari ketidakpuasan individual buruh, menuju pada ketidakpuasaan kolektif yang tidak teroganisir, dan sampai pada tingkat pengorganisasian ketidakpuasan kolektif buruh dalam rangka perjuangan untuk mencapai  tujuan.
Menurut Dahrendorf, otoritas tidak konstan karena terletak pada posisi, bukan dalam diri orangnya, sehingga seseorang yang berwenang dalam suatu lingkungan tertentu tidak harus memegang posisi otoritas di dalam lingkungan yang lain, begitu pula orang yang menempati posisi subordinat dalam suatu kelompok belum tentu subordinat pada kelompok lain. Pendapat ini berasal dari argumen Dahrendorf yang menyatakan bahwa masyarakat tersusun dari sejumlah unit yang disebut asosiasi yang dikoordinasikan secara imperative atau dikenal dengan ICAs (Imperatively Coordinated Associations).
Asosiasi yang dikoordinasikan secara imperative (ICAs) terbangun dalam suatu proses sosiologis yang spesifik dan sistematis dalam satu wilayah sosial. Pada awalnya di dalam suatu wilayah sosial, seperti perusahaan, para buruh yang berada pada posisi diatur dan disubordinasi (the ruled class) mulai mendapatkan kesadaran bahwa posisi dan hak mereka tertindas. Walaupun demikian mereka belum mempunyai dan membangun kepentingan melakukan perubahan posisi ketertindasan tersebut. Mereka hanya memiliki kepentingan (latent interest), yaitu berada di level individu, muncul di bawah sadar. Kepentingan semu tidak hanya terbatas pada satu individu buruh, namun tersebar pada mereka yang merasa ditindas sebagai kelompok subordinasi. Sehingga menciptakan kelompok semu pula (quasi groups).  Kepentingan semu dari kelompok semu pada gilirannya mulai mengalami aktualisasi secara kolektif menuju menjadi kepentingan yang terwujudkan (manifest interest). Proses penyadaran dilakukan oleh beberapa orang yang terlebih dulu mengerti kepentingan yang harus diperjuangkan. Mereka menciptakan kelompok yang benar-benar sadar pada kepentingan bersama dan perlu diperjuangkan. Proses ini menumbuhkan bentuk kesadaran pada kepentingan yang nyata, yaitu lepas dari ketertindasan. Pada fase inilah terjadi proses pembentukan kelompok terorganisir, kelompok kepentingan (interest groups), (ICAs) yang siap melakukan gerakan perlawanan terhadap posisi dominan kelompok teorganisir lainnya. Seperti kelompok terorganisir buruh terhadap kelompok terorganisir pengusaha.
Dalam konteks yang lebih besar, konflik industrial melibatkan pihak-pihak yang membawa angka kepentingan dan tujuan yang saling berseberangaan. Laporan penelitian berjudul Pemetaan dan Penyusunan Model Penyelesaian Konflik Industrial oleh Sutinah, dkk. (2009) memperlihatkan bahwa isu-isu yang dominan dalam konflik industrial adalah upah dan status buruh kontrak. Pihak-pihak yang terlibat dalam konflik industrial adalah buruh berhadapan dengan pengusaha dan pemerintah. Posisi buruh cukup lemah karena perusahaan mendapatkan dukungan dari pemerintah melalui kebijakan-kebijakan yang menguntungkan perusahaan seperti kasus SKB 4 Menteri. Konflik buruh dengan perusahaan yang didukung oleh pemerintah dari setiap periode kekuasaan di Indonesia terus direproduksi sehingga fenomena perlawanan dan demonstrasi buruh terus berulang dan terus mengakibatkan kerugian-kerugian besar, baik buruh maupun perusahaan. Pada konteks ini, menjadi penting untuk memahami bahwa  konflik industri secara mekanistik melibatkan isu-isu yang terpolakan dan penempatan buruh, perusahaan, dan pemerintah sebagai pihak berkonflik. Industri sebagai proses ekonomi dalam bidang produksi masal baik manufaktur, pertanian, dan alam merupakan bagian integral dari sistem ekonomi nasional yang diatur oleh pemerintah.
Sebagaimana pemikiran Dunlop (1958) tentang sistem hubungan industrial yang interdependen terdapat tiga pelaku utama, yaitu buruh, para manajer dan  organisasi perwakilan mereka, bersama-sama dengan badan pemerintah tertentu, semuanya saling  berinteraksi untuk menciptakan jaringan ketentuan yang mengatur hubungan mereka di tempat kerja, ketentuan tersebut merupakan keluaran dari sistem itu sendiri.  Dari perumusan konsep Dunlop tentang hubungan industrial jelas terlihat ada 3 aktor atau pelaku, yaitu pemerintah, manajemen dan buruh.
Graham Hancock (2003) dalam Dewa-Dewa Pencipta Kemiskinan, menjelaskan bahwa pada konteks fungsi dasar negara, pemerintah melalui berbagai peraturannya memiliki kepentingan agar proses industri berjalan dengan lancar dan berhasil, sehingga pendapatan nasional bisa besar dan ditingkatkan.  Namun demikian dalam sistem ekonomi neo klasik (neo-liberal), negara diminta oleh pasar agar boleh menciptakan peraturan yang merugikan proses ekonomi natural seperti memberi subsidi pada petani, atau pun subsidi minyak. Termasuk di dalamnya adalah pengaturan sistem hubungan kerja buruh dan perusahaan. SKB 4 Menteri, sebagai kasus terkini, menjadi relevan dengan pendapat Hancock di atas, menjadi bukti empiris bahwa negara keluar dari intervensi pengaturan sistem hubungan kerja termasuk di dalamnya adalah isu penentuan besaran upah. Pada perspektif inilah posisi buruh mendapatkan bentuk kejelasannya, yaitu tidak mendapatkan dukungan politis negara karena kepentingan pasar lebih kuat.

B.     Konflik Industrial dan  Akar Permasalahan
Akar masalah konflik (the root causes of conflict) bisa dikatakan sebagai sebab yang paling mendasar dari munculnya hubungan-hubungan konflik dan dinamika yang dikarakteri oleh berbagai bentuk strategi konflik. perspektif structural dalam sosiologi konflik memiliki pandangan bahwa akar masalah konflik selalu berkaitan dengan kekuasaan (power) dan angka kepentingan di dalamnya (Rubenstein, 1996). Kekuasaan secara sosiologis dimanifestasikan pada bentuk wewenang legal formal, dan modal-modal ekonomi dan budaya. Walaupun demikian dalam konteks konflik industrial, kekuasaan lebih didefiniskan oleh wewenang leghal formal negara dan modal ekonomi pasar. Kekuasaan legal formal negara yang mampu menciptakan regulasi bekerjasama dengan kekuasaan ekonomi pasar yang bisa menentukan keberhasilan ekonomi suatu negara. Pada pengertian struktural ini, bisa dilihat bagaimana dua kekuasaan tersebut melakukan perselingkuhan untuk kepentingan dan tujuan masing-masing pemegang kekuasaan.
Dalam konteks hubungan industri, kekuasaan yang hanya menguntungkan diri sendiri dan mengabaikan fakta hubungan-hubungan kerja memiliki kecenderungan menciptakan kekerasan (Sale, 2003). Johan Galtung membagi dua konsep kekerasan, yaitu kekerasan struktural dan langsung. Kekerasan langsung seringkali didasarkan atas penggunaan kekuasaan sumber (resource power), dan kekerasan struktural yang didasarkan pada penggunaan kekuasan struktural. Kekuasaan sumber dibedakan menjadi kekuasaan punitif yang bersifat menghancurkan, kemudian kekuasaan ideologis dan kekuasaan renumeratif. Baik kekuasaan sumber dan kekuasan struktural saling berkaitan, saling memperkuat. Galtung mengungkapkan kekerasan struktural dan personal dapat menghalangi untuk memenuhi kebutuhan dasar. Kebutuhan-kebutuhan dasar ini adalah kelestarian atau keberlangsungan hidup, kesejahteraan, kebebasan, dan identitas. Jika empat kebutuhan dasar ini mengalami tekanan atau kekerasan dari kekuasaan personal dan struktural, maka konflik kekerasan akan muncul ke permukaan social.
Pada saat negara dan pasar menggunakan kekuasaan mereka untuk menciptakan kekerasan dalam bentuk pemberian upah yang kecil dan tiadanya jaminan keselamatan kerja pada para buruh, yang terjadi adalah proses respon dalam bentuk kekerasan juga. Akibatnya pola hubungan konflik adalah conflict spiral, suatu kondisi yang membuat para pihak berkonflik terus melakukan aksi balasan.   Pada kasus-kasus aksi buruh yang muncul dalam bentuk anarkisme, perusakan kantor perusahaan, dan berbagai bentuk aksi kekerasan pada pengertian ini tidak lebih dari respon terhadap praktek kekerasan pemerintah dan perusahaan terhadap buruh.

C.    Langkah – Langkah mengatasi Konflik Industrial.
Setiap perselisihan, baik dalam masyarakat umum maupun dalam hubungan industrial tentunaya memerlukan upaya, sistem atau proses penyelesaiannya. Berikut ini akan diuraikan bentuk-bentuk penyelesaian tersebut dengan dua kategori bahasan, yaitu penyelesaian perselisihan secara Bipartite dan penyelesaian perselisihan secara Tripartite.

1.      Penyelesaian Perselisihan Secara Bipartite.
Bisa dikatakan penyelesaian secara Bipartite dapat diartikan sebagai perselisihan yang penyelesaiannya diupayakan secara internal yakni antara pihak pekerja dengan pemilik perusahaan. Upaya penyelesaian ini dapat ditentukan dalam Peraturan Perusahaan dengan dasar Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor : 02/MEN/1978 yang telah mendapatkan persetujuan oleh Departemen Tenaga Kerja. Dalam penyelesaian musyawarah untuk mencapai mufakat adalah yang diutamakan, dimana pihak akan merundingkan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan dalam penyelesain keluh kesah. Dan dalam penyelesaian secara Bipartite ini akan terlihat lebih mendekati kehendak dari para pihak, karena masing-masing dapat langsung berbicara dan dapat memperoleh kepuasan tersendiri secara murni karena tidak ada campur tangan dar pihak ketiga.
Namun, jika dihubungkan dengan kasus yang ada pada pembahasan sebelumnya. Kemungkinnan adanya musyawarah antar pekerja dengan pemilik perusahaan sangat sulit. Banyak faktor yang mempengaruhi mengapa tidak bisa terlaksananya musyawarah antara pekerja dengan pemilik perusahaan. Bisa saja karena sistem outsourching yang diterapkan dalam perusahaan tersebut.

2.      Penyelesaian Perselisiahan Secara Tripartite.
Pengertian penyelesaian perselisihan secara Tripartite yaitu bahwa perselisihan tersebut terjadi antara pekerja dengan pengusaha tidak dapat diselesaikan secara Bipartite, maka upaya selanjutnya diselesaikan melalui forum yang dihadiri oleh wakil pemilik perusahaan, wakil perkerja (SPSI) dan wakil dari pemerintahan (Departemen Tenaga Kerja). Penyelesaian ini diadakan di Kantor Departemen Tenaga Kerja di tingkat daerah yang dipimpin oleh pegawai perantara.
Menurut pasal 4 Undang-undang Nomor 22 tahun 1957, menyatakan bahwa setelah menerima surat pemberitahuan dari perusahaan tentang pernyataan bahwa telah diadakan perundingan yang langsung antara keduanya (disini berarti pekerja dan pemilik perusahaan) tidak memberikan hasil dan mereka tidak bermaksud menyerahkan perselisihannya kepada Dewan Pemisah, maka pegawai perantara yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja mengadakan penyelidikan tentang permasalahan perselisihan dan mengenai sebab-sebabnya, selambatnya 7 hari terhitung dari tanggal penerimaan sudah harus diperantarai. Apabila pegawai perantara belum dapat menyelesaikan persoalannya, maka persoalan tersebut diserahkan kepada Panitia Penyelesian Perselisihan Perburuhan Daerah (P4D) dengan memberitahukan kepada pihak-pihak yang berselisih.




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan.
Hubungan industrial adalah seluruh hubungan kerjasama antara semua pihak yang bersangkutan dalam proses produksi di suatu perusahaan. Penerapan hubungan industrial merupakan perwujudan pengakuan dan pengakuan atas hak dan kewajiban antara pekerja dengan pemilik perusahaan untuk menjamin kelangsungan dan keberhasilan perusahaan.  Peselisihan yang dilaksanakan dengan cara unjuk rasa atau demonstrasi pada dasarnya kurang sesuai dengan pola hubunga kerja yang berasaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, yang pada dasarnya segala permasalahan diselesaikan secara musyawarah untuk memcapai mufakat. Tetapi mengingat bagamana tipe manusia yang bekerja sebagai pekerja dalam perusahaan yang akan berhadapan dengan kebijaksanaan para pengusaha dengan para stafnya, jelas musyawarah yang diharapkan sulit untuk dapat mencapai mufakat.
Permasalahan atau konflik yang terjadi antara karyawan atau karyawan dengan atasan yang terjadi karena masalah komunikasi harus di antisipasi dengan baik dan dengan system yang terstruktur. Karena jika masalah komunikasi antara atasan dan bawahan terjadi bias-bisa terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya mogok kerja, bahkan demo.

B.     Saran.
Biasanya masalah timbul karena lingkungan yang kurang kondusif di suatu perusahaan. Misalnya, kondisi cahaya yang kurang, atau sirkulasi yang kurang baik, dan temperature ruangan yang tinggi sangat mungkin untuk meningkatkan emosi seseorang, jadi kondisi dari lingkungan juga harus di perhatikan. Konflik dalam perusahaan juga sering terjadi antar karyawan, hal ini biasanya terjadi karena masalah diluar perusahaan, misalnya tersinggung karena ejekan, masalah ide yang dicuri, dan senioritas. Perusahaan yang baik harus bisa menghilangkan masalah senioritas dalam perusahaan. Hal ini dapat meminimalisir masalah yang akan timbul, kerena dengan suasanya yang harmonis dan akrab maka masalah akan sulit untuk muncul. Dan untuk mengatasi kesalahpahaman dan salah informasi mengenai peraturan pemerintah tentang PPHI hendaknya pemerintah melakukan sosialisasi dan menyediakan pedoman pemahaman dan pelaksanaan semua peraturan.



DAFTAR PUSTAKA

Agger, Ben, 2003. Teori Kritis Sosial, Kritik, Penerapan dani Implikasinya. Yogyakarta: Kreasi Wacana,

 Al Hambra, Makinnuddin,   2002. ”Polarisasi(Gerakan) Buruh: Momentum Negara untuk Menekan Buruh” dalam Jurnal Analisis Sosial, Vol. 7, No. 1 Februari 2002. Bandung: Akatiga,

Amiruddin, 1999. “Reformasi: Anti Gerakan Buruh, ” Diponegoro 74, dalam Jurnal Hukum dan Demokrasi, Jakarta: YLBHI,

Arief, Sritua,  1990. Dari Prestasi Pembangunan Sampai Ekonomi Politik.  Jakarta: UIP,

Borrel, Monique J.,  2004. “Industrial Conflict, Mass Demonstrations, and Economic and Political Change in Postwar France, An Econometric Model,  University of California International and Area Studies Digital Collection. Dalam http://repositories.cdlib.org/uciaspubs/articles/1,

Basrowi & Sukidin,  2003. Teori-Teori Perlawanan dan Kekerasan Kolektif. Surabaya: Insan Cendekia,

BatuBara, Cosmas,  2008. Hubungan Industrial, Seri Manajemen SDM, No. 14, Jakarta: PPM,
Camara, Dom Helder, 2005. Spiral Kekerasan. Jogjakarta: Resist Book.

Dahrendorf, Ralf, 1986. Konflik dan Konflik Dalam Masyarakat Industri: Sebuah Analisis Kritik.  Jakarta: CV Rajawali Press,

Endres, Ben, 1996, Habermas and Critical Thinking, http: //www.ed.uiuc.edu/EPS-Yearbook/96_docs/endres.

Giddens, Anthony dan Jonathan Turner, 2008. Social Theory Today. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,






ECHIODERMAT


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bintang laut dan sebagian besar echinodermata (dari bahasa Yunani echin,”berduri” danderma,”kulit”) adalah hewan sesil atau hewan yang bergerak lamban dengan simetri radial sebagai hewan dewasa.
Keistimewaan Echinodermata adalah memiliki tubuh (organ tubuh) lima atau kelipatannya.Bagian internal dan eksternal hewan itu menjalar dari tengah atau pusat, seringkali berbentuk lima jari-jari. Kulit tipis menutupi eksoskeleton yang terbuat dari lempengan keras. Sebagian besar hewan echinodermata bertubuh kasar karena adanya tonjolan kerangka dan duri yang memiliki berbagai fungsi. Yang khas dari echinodermata adalah system pembuluh air (water vascular system) atau disebut ambilakral dimana Sistem ini digunakan untuk bergerak, bernafas, atau untuk membuka mangsanya , suatu jaringan saluran hidrolik yang bercabang menjadi penjuluran yang disebut kaki tabung (tube feet) yang berfungsi sebagai lokomosi, makan, dan pertukaran gas, dan Ciri umum lainnya adalah pada waktu masih larva tubuhnya berbentuk bilateral simetri. Sedangkan setelah dewasa bentuk tubuhnya menjadi radial simetri. Reproduksi seksual anggota filum echinodermata umumnya melibatkan individu jantan dan betina yang terpisah dan membebaskan gametnya ke dalam air laut. Diantara 700 atau lebih anggota filum echinodermata, semuanya adalah hewan laut, dibagi menjadi enam kelas : Asteroidea (bintang laut), Ophiuroidea (bintang mengular), Echinoidea (bulu babi dan sand dollar), Crinoidea (lili laut dan bintang bulu), Holothuroidea (timun laut). Kelas-kelas itulah, serta ordo-ordo tiap kelaslah yang akan menjadi pokok pembahasan kita sekaligus kita dapat mengetahui peranan echinodermata dalam kehidupan sehari-hari, serta dampak kerugian yang ditimbulkannya.

B.     Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai berikut:
1.      Untuk menjelaskan berbagai macam kelas pada filum Echinodermata, serta ordo-ordo yang mewakilinya;
2.      Untuk menjelaskan karakteristik filum echinodermata secara umum;
3.      Untuk menjelaskan bagian-bagian tubuh filum ini yang ditinjau dari segi anatomi dan struktur tubuh, sistem gerak, sistem reproduksi, sistem pencernaan, sistem pernafasan dan respirasinya, serta sistem peredaran darah dan sistem syarafnya;

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Echinodermata
Echinodermata (dalam bahasa yunani, echino = landak, derma = kulit) adalah kelompok hewan triopoblastik selomata yang memilki ciri khas adanya rangka dalam (endoskeleton) berduri yang menembus kulit.

B.     Ciri-ciri Umum Echinodermata
Berikut ini karakteristik filum echinodermata secara umum:
a.              Semua echinodermata hidup di air laut;
b.              Tubuhnya berbentuk bilateral simetri, sedangkan setelah dewasa bentuk tubuhnya menjadi radial simetri dan memiliki tubuh (organ tubuh) lima atau kelipatannya
c.              Tidak ada kepala;
d.             Tidak bersegmen;
e.              Tubuh memiliki banyak kaki tabung yang befungsi untuk bergerak dan menangkap makanan;
f.               Tubuh ditutupi oleh epidermis yang di sokong oleh skeleton yang tetap dan spina;
g.              Sistem pencernaan sederhana (beberapa di antaranya dilengkapi dengan anus), rongga tubuh bersilia, biasanya luas, di isi dengan/mengandung sel bebas (amoebosit);
h.              Respirasi dengan papulae, kaki tabung atau dengan pohon respirasi;
i.                Jenis kelamin terpisah, gonat besar, fertilisasi eksternal, telur banyak, larva mikroskopik, bersilia, biasanya berenang bebas, mengalami metamorfosis.
j.                Sebagian besar spesies mampu bergerak dengan merangkak dan sangat lambat;
k.              Tampilan khusus anggota filum ini seluruhnya memiliki duri. Tepat dibawah kulitnya, duri dan lempeng kapurnya membentuk kerangka;
l.                Tubuhnya berkembang dalam bidang lima antimere yang memancar dari sebuah cakram pusat dimana mulutnya berada di tengah;
m.            Mereka memiliki sistem peredaran air yang terdiri dari sederet tabung berisi cairan yang dipakai dalam pergerakan;




C.    Anatomi dan Struktur Tubuh
1.      Anatomi
Badan berbentuk sebagai bintang dan terdiri atas :
Ø  Satu discus sentralis;
Ø  Lima radii.
Dataran yang biasanya disebelah bawah, dimana ditengah-tengah discus, terdapat mulut atau actinostoma, ialah dataran oral. Dataran yang disebelah atas disebut aboral. Skeleton terdiri atas laminae yang tersusun rapat. Laminae ini disebut juga ossicula. Mereka terletak diantara dua lapisan jaringan pengikat daidalam dinding badan. Diantara isscula terdapat serabut-serabut otot. Diantara mereka juga terdapat pori kecil yaitu pori dermal. Pada dataran aboral, pada ossicula berpangkal spinae. Diantara spinae tersebut ada yang dapat digerakkan.
Pada dataran oral satu radius ada sulcus ambulacralis. Sulcus ambulacralis ini dibentuk oleh dua baris ossicula amburaclis. Satu ossiculum dari satu baris bersendi dengan satu ossulum dari baris yang lain sehingga besarnya sudut yang dibentuk oleh kedua ossicula itu dapat berubah.

2.      Struktur Tubuh
Permukaan Echinodermata umumnya berduri, baik itu pendek tumpul atau runcing panjang. Duri berpangkal pada suatu lempeng kalsium karbonat yang disebut testa. Sistem saluran air dalam rongga tubuhnya disebut ambulakral. Ambulakral berfungsi untuk mengatur pergerakan bagian yang menjulur keluar tubuh, yaitu kaki ambulakral atau kaki tabung ambulakral. Kaki ambulakral memiliki alat isap. Sistem pencernaan terdiri dari mulut, esofagus, lambung, usus, dan anus. Pertukaran gas terjadi melalui insang kecil yang merupakan pemanjangan kulit. Sistem sirkulasi belum berkembang baik. Echinodermata melakukan respirasi dan makan pada selom. Sistem saraf Echinodermata terdiri dari cincin pusat saraf dan cabang saraf. Echinodermata tidak memiliki otak.

D.    Cara hidup dan Habitat
            Echinodermata merupakan hewan yang hidup bebas. Makanannya adalah kerang, plankton, dan organisme yang mati. Habitatnya didasar air laut, didaerah pantai hingga laut dalam.




E.     Sistem Gerak
Sistem ini berfungsi untuk bergerak, bernafas atau membuka mangsa. Pada hewan ini air laut masuk melalui lempeng dorsal yang berlubang-lubang kecil (madreporit) menuju ke pembuluh batu. Kemudian dilanjutkan ke saluran cincin yang mempunyai cabang ke lima tangannya atau disebut saluran radial selanjutnya ke saluran lateral. Pada setiap cabang terdapat deretan kaki tabung dan berpasangan dengan semacam gelembung berotot atau disebut juga ampula. Dari saluran lateral, air masuk ke ampula. Saluran ini berkahir di ampula.
Jika ampula berkontraksi, maka air tertekan dan masuk ke dalam kaki tabung. Akibatnya kaki tabung berubah menjulur panjang. Apabila hewan ini akan bergerak ke sebelah kanan, maka kaki tabung sebelah kanan akan memegang benda di bawahnya dan kaki lainnya akan bebas. Selanjutnya ampula mengembang kembali dan air akan bergerak berlawanan dengan arah masuk. Kaki tabung sebelah kanan yang memegang objek tadi akan menyeret tubuh hewan ini ke arahnya. Begitulah cara hewan ini bergerak. Di samping itu hewan ini juga bergerak dalam air dengan menggunakan gerakan lengan-lengannya.

F.     Sistem Reproduksi
Echinodermata mempunyai jenis kelamin terpisah, sehingga ada yang jantan dan betina. Fertilisasi terjadi di luar tubuh, yaitu di dalam air laut. Telur yang telah dibuahi akan membelah secara cepat menghasilkan blastula, dan selanjutnya berkembang menjadi gastrula. Gastrula ini berkembang menjadi larva. Larva atau disebut juga bipinnaria berbentuk bilateral simetri. Larva ini berenang bebas di dalam air mencari tempat yang cocok hingga menjadi branchidaria, lalu mengalami metamorfosis dan akhirnya menjadi dewasa. Setelah dewasa bentuk tubuhnya berubah menjadi radial simetri.

G.    Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan makanan hewan ini sudah sempurna. Sistem pencernaan dimulai dari mulut yang posisinya berada di bawah permukaan tubuh. Kemudian diteruskan melalui faring, ke kerongkongan, ke lambung, lalu ke usus, dan terakhir di anus. Anus ini letaknya ada di permukaan atas tubuh dan pada sebagian Echinodermata tidak berfungsi. Pada hewan ini lambung memiliki cabang lima yang masing-masing cabang menuju ke lengan. Di masing-masing lengan ini lambungnya bercabang dua, tetapi ujungnya buntu.


H.    Sistem Pernafasan dan Ekskresi
Echinodermata bernafas menggunakan paru-paru kulit atau dermal branchiae (Papulae) yaitu penonjolan dinding rongga tubuh (selom) yang tipis. Tonjolan ini dilindungi oleh silia dan pediselaria. Pada bagian inilah terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida. Ada pula beberapa jenis Echinodermata yang bernafas dengan menggunakan kaki tabung. Sisa-sisa metabolisme yang terjadi di dalam sel-sel tubuh akan diangkut oleh amoebacyte (sel-sel amoeboid) ke dermal branchiae untuk selanjutnya dilepas ke luar tubuh.

I.       Sistem Peredaran Darah dan Sistem Syaraf
1.      Sistem Peredaran Darah
Sistem peredaran darah Echinodermata umumnya tereduksi, sukar diamati. Sistem peredaran darah terdiri dari pembuluh darah yang mengelilingi mulut dan dihubungkan dengan lima buah pembuluh radial ke setiap bagian lengan.

2.      Sistem Saraf
Sistem saraf terdiri dari cincin saraf dan tali saraf pada bagian lengan-lengannya .
3.0 Klasifikasi Kelas-kelas Echinodermata
1. Asteroidea ( Bintang Laut )
Ciri-ciri umum dari kelas ini yaitu sebagai berikut:
a.              Bentuk tubuh seperti bintang dan pentagonal;
b.              Bagian tubuh disebut discus sentralis dan 5 radii atau lengan;
c.              Pangkal lengan membesar yang makin kecil dan ujung meruncing;
d.             Setiap lengan terdapat lanjutan coelom dan alat-alat dalam ;
e.              Permukaan aboral ada spina (duri tumpul), yang disekitarnya ada papulae;
f.               Rahang dapat membuka dan menutup dan fungsi rahang untuk pembersih debris dan perangkap mikroorganisme;
g.              Tentakel peraba pada tiap ujung lengan, sifatnya lunak dan berbintik matasensitive cahaya;
h.              Saluran pencernaan sempurna dan pendek;
i.                Respirasi dengan dermal branchia dan kaki tabung;
j.                Badan tiadmen dekat saluran cincin mulut membentuk sel amoebasit yangberfungsi membawa sisa metabolisme keluar tubuh;
k.              Sistem saraf terdiri atas cincin saraf dan tali- tali saraf
Asteroidea merupakan spesies Echinodermata yang paling banyak jumlahnya, yaitu sekitar 1.600 spesies. Asteroidea juga sering disebut bintang laut. Contoh spesies ini adalahAcanthaster sp., Linckia sp., dan Pentaceros sp. Tubuh Asteroidea memiliki duri tumpul dan pendek. Duri tersebut ada yang termodifikasi menjadi bentuk seperti catut yang disebutPediselaria. Fungsi pediselaria adalah untuk menangkap makanan serta melindungi permukaan tubuh dari kotoran. Pada bagian tubuh dengan mulut disebut bagian oral, sedangkan bagian tubuh dengan lubang anus disebut aboral. Pada hewan ini, kaki ambulakral selain untuk bergerak juga merupakan alat pengisap sehingga dapat melekat kuat pada suatu dasar. Anggota Asteroidea memiliki kemampuan regenerasi yang sangat besar.Setiap bagian lengannya dapat beregenerasi dan bagian cakram pusat yang rusak dapat diganti.Asteroidea merupakan hewan dioseus, organ kelamin berpasangan pada setiap lengan, dan fertilisasi terjadi di luar tubuh.
Sistem ambulakral pada Asteroidea terdiri dari :
a.              Madreporit, yaitu lubang tempat masuknya air;
b.              Saluran batu;
c.              Saluran cincin disekitar mulut;
d.             Saluran radial ke setiap lengan;
e.              Saluran lateral yang bermuara di kaki tabung dekat ampula
Fungsi sistem ambulakral adalah :
a.              Untuk melekatkan diri pada sesuatu;
b.              Untuk bergerak;
c.              Untuk menangkap mangsa

2. Ophiuroidea ( Bintang ular laut )
Ciri-ciri umum dari kelas ini yaitu sebagai berikut:
a.              Tubuh pipih dengan discus sentralis bersegi lima atau bulat;
b.              Lengan biasanya lima, ramping, halus, sama besar dan fleksibel;
c.              Tidak ada lekuk ambulakral;
d.             Tidak ada pedicellaria;
e.              Larva pluteus yang berenang bebas;
f.               Sistem ambulakral : pedia tanpa ampula dan batil pengisap, lima pasang podia dekat mulut berguna untuk memasukkan makanan ke mulut. Ophiuroidea terdiri dari 2.000 spesies, contohnya adalah bintang ular (Ophiothrix). Ophiuroidea (dalam bahasa yunani, ophio = ular) berbentuk seperti asteroidea, namun lengannya lebih langsing dan fleksibel.Cakram pusatnya kecil dan pipih dengan permukaan aboral (dorsal) yang halus atau berduri tumpul. Ophiuroidea tidak memiliki pediselaria. Cakram pusat berbatasan dengan lengan-lengannya. Hewan ini pun juga dapat beregenerasi.
3. Echinoidea ( Bulu babi )
Ciri-ciri umum dari kelas ini yaitu sebagai berikut:
a.              Tubuhnya berbentuk  bulat atau oval tanpa lengan;
b.              Tubuh ditutupi oleh cangkang endoskeleton dari lempeng kalkareus yang rapat, tertutup pula oleh spina (duri) yang dapat digerakkan atau Permukaan tubuh hewan ini berduri panjang;
c.              Podia (kaki tabung) keluar dari lubang dari lempeng ambulakral yang berfungsi untuk pergerakan;
d.             Mulut di oral yang dikelilingi peristomium yang bersifat membrane;
e.              Anus aboral dikelilingi periproct bersifat membrane;
f.               Lekuk/celah ambulakral tidak ada;
g.              Pedicellaria bertangkai dengan 3 japits
Echinoidea berbentuk bola atau pipih, tanpa lengan. Echinoidea yang berbentuk bola misalnya bulu babi (diadema saxatile) dan landak laut (Arabcia punctulata). Permukaan tubuh hewan ini berduri panjang. Echinoidea memilki alat pencernaan khas, yaitu tembolok kompleks yang disebut lentera aristoteles.Fungsi dari tembolok tersebut adalah untuk menggiling makanannya yang berupa ganggang atau sisa-sisa organisme. Echinoidea yang bertubuh pipih misalnya dolar pasir (Echinarachnius parma). Permukaan sisi oral tubuhnya pipih, sedangkan sisi aboralnya agak cembung. Tubuhnya tertutupi oleh duri yang halus dan rapat.Durinya berfungsi untuk bergerak, menggali, dan melindungi permukaan tubuhnya dari kotoran. Kaki ambulakral hanya terdapat di sisi oral yang berfungsi utuk mengangkut makanan.
4. Holothuroidea ( Teripang / Timun Laut )
Ciri-ciri umum dari kelas ini yaitu sebagai berikut:
a.              Tubuh simetri bilateral, biasanya memanjang;
b.              Mulut terletak pada satu ujung dan anus pada ujung lain (posterior);
c.              Dekat mulut ada tentakel;
d.             Tidak ada spina (duri) dan pedicellaria;
e.              Podia (kaki tabung) ada, untuk pergerakan;
f.               Jenis kelamin terpisah;
g.              Respirasi dengan pohon respirasi;
h.              Saluran pencernaan berbentuk panjang dan berliku- liku;
i.                Kelenjar gonat berupa berkas tubulus tunggal atau berpasangan;
j.                Bergerak dengan bantuan kaki buluh dan kontraksi otot .
k.              Tidak memiliki lengan .
Hewan ini tidak berlengan dan anus terdapat pada kutub yang berlawanan dari tubuhnya. Daerah ambulakral dan inter-ambulakral tersusun berselang-seling di sepanjang tubuhnya. Alur ambulakral tertutup, madreporit terdapat di rongga tubuhnya. Sebagian kaki ambulakral termodifikasi menjadi tentakel oral. Sistem respirasinya disebut pohon respirasi, karena sistem tersebut terdiri dari dua saluran utama yang bercabang pada rongga tubuhnya. Keluar dan masuknya air melalui anus.
5. Crinoidea ( Lili laut )
Ciri-ciri umum dari kelas ini yaitu sebagai berikut:
a.              Tubuh bentuk bunga lilia, hidup dilaut dalam dan dangkal;
b.              Tubuh terdiri atas mangkuk, disebut calyx, dan tutup oral atau disebut tegmen dan struktur bercabang lima atau kelipatannya;
c.              Mulut di sebelah anus;
d.             Lekuk ambulakral terbuka, ada madreporit, spina, dan pedicellaria;
e.              Lengan-lengan dapat digerakkan, umumnya bercabang-cabang, biasanya berjumlah lima atau sepuluh atau tanpa spina
Hewan ini berbentuk seperti tumbuhan. Crinoidea terdiri dari kelompok yang tubuhnya bertangkai dan tidak bertangkai. Kelompok yang bertangkai dikenal sebagai lili laut, sedangkan yang tidak bertangkai dikenal sebagai bintang laut berbulu. Contoh lili laut adalah Metacrinus rotundus dan untuk bintang laut berbulu adalah Oxycomanthus benneffit dan Ptilometra australis. Lili laut menetap di kedalaman 100 m atau lebih. Sedangkan yang berbulu hidup di daerah pasang surut sampai laut dalam. Kedua kelompok tersebut memiliki oral yang menghadap ke atas. Lengannya yang berjumlah banyak mkengelilingi bagian kaliks (dasar tubuh). Pada kaliks terdapat mulut dan anus.Jumlah lengan kelipatan lima dan mengandung cabang-cabang kecil yang disebut pinula. Sistem ambulakral tidak memiliki madreporit dan ampula. Crinoidea adalah pemakan cairan, misalnya zooplankton atau partikel makanan.


J.      Manfaat atau peran Echinodermata serta dampak kerugiannya
Echinodermata memiliki beberapa manfaat bagi kehidupan manusia maupun ekosistem di laut.
Berikut manfaat hewan ini bagi manusia dan ekosistem laut yaitu:
1.        Telur landak laut (Arbacia punctulata) yang banyak dikonsumsi di jepang;
2.        Keripik dari timun laut yang banyak dijual di Sidoarjo, Jawa timur;
3.        Mentimun laut setelah dikeringkan dijadikan bahan sup atau dibuat kerupuk;
4.        Telur bulu babi dapat dimakan;
5.        Bahan penelitian mengenai fertilisasi dan perkembangan awal. Para ilmuwan biologi    sering menggunakan gamet dan embrio landak laut;
Adapun kerugian yang ditimbulkan akibat adanya hewan-hewan Echinodermata yaitu:
1.                  Dianggap merugikan oleh pembudidaya tiram mutiara dan kerang laut karena bintang Echinodermata merupakan predator hewan-hewan budidaya tersebut;
2.                  Bulu babi dan landak laut bisa sangat merugikan bagi para turis yang ingin menikmati olahraga air, karena duri bulu babi dan landak laut yang beracun bisa menyebabkan kematian jika tidak ditangani secara cepat;
3.                  Juga ada diantara jenis bintang laut yang memakan binatang karang sehingga banyak yang mati; dsb
















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Echinodermata diklasifikasikan dalam lima kelas besar yaitu: Asteroidea (bintang laut), Ophiuroidea (bintang mengular), Echinoidea (bulu babi), Crinoidea (lili laut ) dan Holothuroidea (timun / teripang laut).
2.      Pembahasan yang telah diuraikan di atas menjelaskan salah satunya terkait dengan karakteristik dan ciri-ciri umum filum ini, anatomi dan struktur tubuh, morfologi, ekologi, sistem reproduksi, sistem gerak, sistem syaraf, sistem pencernaan, serta sistem peredaran darahnya.
3.      Filum Echinodermata memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia dan keberlangsungan hidup ekosistem air laut, serta dapat pula merugikan.



DAFTAR PUSTAKA

Biologi Gonzaga,  http://biologigonz.blogspot.com/2010/01/asteroidea.html (diakses tanggal 17 mei 2013)

Laila, Siti.2007. Biologi sains dalam kehidupan. Surabaya : Yudhistira.

Cyecilia Pical, 2012. Sistem Pernafasan Echinodermata”.

Naidra 2012, Holothuridea Tripang”, http://naidra19.blogspot.com/2012/12/holothuroidea-teripang.html (diakses tanggal 17 mei 2013)

Sianipar, Prowel, 2010. Mudah dan Cepat Menghafal Biologi. PUSTAKA BOOK PUBLISHER, Yogyakarta.


Sudjadi, Bagod. & Siti Laila.2007. Biologi 1. Penerbit Yudhistira, Jakarta.